LAPORAN
PRAKTIKUM ILMU KIMIA DASAR
OKSIDIMETRI
Dibuat Oleh :
Golongan 10
Golongan 10
Firsty
Ananditta
Halmaya
Nurhidayanti
Yesty Zuhri
POLTEKKES
KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI
2014/2015
JURUSAN GIZI
2014/2015
LAPORAN
AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR
1 Hari/Tanggal : Kamis / 23 Oktober 2014
Judul
Praktikum : Analisa Oksidimetri / Analisa
Permanganometri
3 Tujuan
Praktikum :
Tujuan
percobaan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan titrasi redoks secara oksidimetri.
4 Prinsip
Dasar : KMnO4 dalam suasana asam akan melepaskan
onaxen.
Onaxen yang dibebaskan akan mengoksidasi .
Alat
:
- Buret
- Balon hisap
- Corong
- Erlenmeyer
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Mesin penganas
- Pipet tetes
- Pipet gondok
- Thermometer
- Tank krus
Bahan :
- 1. Aquades
- 2. Larutan asam oksalat
- 3. H2SO4 4N
- 4. KMnO4
7 Landasan
teori :
Oksidimetri merupakan salah satu jenis
reaksi kimia yang digunakan analisis volumentrik adalah reaksi oksidasi
reduksi. Jenis reaksi ini melibatkan adanya transfer electron antara oksidator
dengan reduktor.
Istilah oksidasi mengacu pada setiap
perubahan kimia dimana terjadi kenaikan biloks, sedangkan reduksi digunakan
untuk setiap penurunan biloks. Oksidator adalah senyawa dimana atom yang
terkandung mengalami penurunan biloks. Sebaliknya pada reduktor, atom yang
terkandung mengalami kenaikan biloks. Banyak titrasi redoks dilakukan dengan
mengunakan indikator warna.
Dalam banyak prosedur analitik, analit
ada dalam lebih dari satu keadaan oksidasi dan harus dirubah menjadi keadaan
oksidasi tunggal sebelum dilakukan titrasi. Pereaksi redoks yang digunakan
harus mampu untuk mengubah analit secara lengkap dan cepat kedalam oksidasi
yang diinginkan.
Titrasi redoks merupakan salah satu cara
penentuan berbagai senyawa yang mudah, cepat dan tepat. Akan tetapi, sebelum titrasi
redoks dapat dijalankan, senyawa yang akan ditentukan harus diubah seluruhnya
terlebih dahulu menjadi bentuk tereduksinya atau bentuk oksidasinya. Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam
Ada dua cara perhitungan reaksi oksidasi reduksi:
a. Berdasarkan
atas mol pada persamaan stoikiometri
b. Berdasarkan
cacah electron yang terlibat dalam senyawa oksidator yang dikenal dengan berat
ekivalen.
Dalam golongan ini termasuk peniteran kalium
permanganat, KMnO4 kadang-kadang dipergunakan pengoksida-pengoksida lain
misalnya kalium dikromat. Dalam lingkungan asam 2 molekul permanganate dapat
melepaskan 5 atom oksigen(bila ada zat yang dapat dioksidasi oleh oksigen itu).
Penyebab-penyebab kesalahan pada
titrasi ini adalah :
a Larutan peniter KMnO4 pada buret.
Apabila
percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titrasi akhir akan
diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna
merah rosa.
b
Penambahan KMnO4 yang terkaku cepat pada larutan seperti
H2C2O4.
Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara :
c Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat
pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian
KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
Prosedur Kerja :
·
Pipet 10 ml larutan asam oksalat, masukan kedalam Erlenmeyer
dan tambahkan 5 ml H2SO4 4 N
·
Panaskan sampai suhu 80ͦC
lalu ukur menggunakan
thermometer dan titrasi.
·
Titrasi berakhir
pada saat warna merah muda pertama tidak hilang selama 30 detik. Suhu akhir
titrasi harus diatas 60 ͦ C.
·
Lihat perubahan warna
titrasi dan hitunglah konsentrasinya.
GOL
|
VOLUME
PENTITER
|
SUHU
AKHIR
|
1
|
9,2
ML
|
40
|
2
|
9,2
ML
|
40
|
3
|
9,1
ML
|
47
|
4
|
9
ML
|
46
|
5
|
9,4
ML
|
52
|
6
|
9,3
ML
|
43
|
7
|
9,7
ML
|
42
|
8
|
10,6
ML
|
50
|
9
|
9,6
ML
|
55
|
10
|
8,8
ML
|
47
|
(as. Oksalat) = ( KMnO4)
N1 x V1 = N2 x V2
0,1 N x 10 ml = N2 x 8,8
ml
1 N =
98,8 N2
N2 = 0,1137
N
Pembahasan :
Pada percobaan ini, hal pertama yang
dilakukan yaitu mengambil 10,00 ml larutan asam oksalat yang berfungsi sebagai
bahan asam yang akan dititrasi.
Kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya tambahkan 5 ml
asam sulfat 4 N di
dalam lemari asam karena asam ini merupakan asam kuat dan berbahaya yang
fungsinya yaitu selain mengasamkan larutan pada saat titrasi, juga pembentukan
asam sulfat. Setelah
itu, memanaskannya sampai
suhu 80
oC dangan penganas air.
Suhu ini digunakan agar kecepatan meningkat saat pembentukan ion mangan (II)
yang berfungsi sebagai katalis. Lalu
dititrasi dengan menggunakan kalium permanganate (KMnO4) sebagai peniter atau oksidator kuat. Dititrasi tetes demi tetes dengan empat kali tetesan pertamanya lambat, selanjutnya dengan tetesan
cepat. Lalu, tetes lagi dengan keadaan lambat sampa titik akhir titrasinya
berwarna merah muda. Lihat berapa volume yang dititrasi serta ukur suhu dengan
thermometer.
Kegiatan ini kami lakukan
sebanyak dua kali. Kerena percobaan pertama gagal. Yaitu warna pada titik
akhirnya tidak merah muda, ini karena pada saat titrasi jumlah
cairan yang ada diburet melebihi dari titik ekivalen, dan KMnO4 yang
ada diburet terlalu lama terkena paparan sinar matahari sehingga menyebabkan
KMnO4 berubah menjadi MnO4.
Kesimpulan :
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan larutan baku tertentu. Titrasi
permanganometri harus dilakukan ditempat yang gelap.
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu
titrasi oksidimetri dilakukan sebanyak dua
kali pengulangan. Pada titrasi pertama didapatkan
volume KMnO4 sebanyak 8,2 ml
dengan suhu akhirnya 40 oC
sedangkan pada titrasi kedua didapatkan
volume 8,8
mL dengan suhu akhir 47 oC dan hasilnya berwarna merah muda.